Sekian banyak persoalan-persoalan yang ditinggalkan rezim Orde Baru yang sampai sat ini masih dirasakan pengaruhnya secara kuat. Permasalahan utama adalah krisis ekonomi yang parah menyebabakan penurunan kualitas hidup masyarakat, kemiskinan dan pengangguran.
Suatu saat pendiri Organisasi Ikhwanul Muslimin Asy-syahid pernah berkata “Kalian (pemuda) adalah generasi yang senantiasa beramal”. Kalimat singkat ini telah mengantar KAMMI memilih jalan ‘amal’ dari sekedar propaganda. KAMMI telah sampai pada kesimpulan bahwa Al-Amal adalah bagian yang telah terintegrasi dalam aktivitas hidup, pribadi terlebih komunal.
Islam mengajarkan suatu perubahan dari sebuah amal. Tetapi amal aktivitas ini haruslah berlandaskan pada pengetahuan (Al Ilmu) dan moral (al Ikhlas) dan terlebih lagi mesti dilaksanakan dengan semangat kebersamaan dan team working (Amal Jama’i), bukan sekedar tindakan yang serampagan tak terkendali, jauh dari niat ibadah dan kesungguhan. Karena itu, semangat yang dibawa KAMMI senantiasa berangkat dari obsesi kebersamaan tanpa menafikan potensi individu yang terlibat di dalamnya.
Bertolak dari pemahaman tentang politik (As Siyasih) bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan kesejahteraanumat maka KAMMI melakukan maneuver-manuver politik dengan koridor untuk kepentingan umat dalam kacamata KAMMI (baca: pandangan Islam). Peran politik KAMMI di awal pendirian diawali dengan pembelajaran politik kepada masyrakat dengan mengajak dan menampilkan aksi damai bersama masyarkat dan tokoh, menjelaskan akar persoalan bangsa dan hakekat reformaisi total, menjauhi tindakan kekerasan dan anarkisme dan menunjukkan keteladanan dalam ide dan gagasan.
Seiring bertambahnya waktu peran yang diharapkan dapat diemban KAMMI diharapkan bertambah pula. Apalagi KAMMI sebagai gerakan perjuangan mahasiswa memformalkan eksistensi kelembagaannya sebagai sebuah ormas kemahasiswaan. Titik peralihan ini dapat dimaknai beberapa hal:
Ø KAMMI sebagai organ perjuangan gerakan mahasiswa bukan semata gerakan temporer dan reaksioner
Ø Kebutuhan KAMMI untuk tujuan merumuskan tujuan dan sasaran besar (Visi dan Misi)
Penutup
KAMMI sebagai gerakan kaum muda intelektual/mahasiswa masih dituntut untuk menjadi problem solver atas sekian banyak problem kebangsaan. Selain sebagai tanggung jawab estafeta kepempinan, juga gar bagaimana agenda-agenda perubahan/reformasi bias lebih cepat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dalam mewujudkan masyarakat madani.
“Sesungguhnya sebuah pemikiran itu akan berhasil diwujudkan manakal kuat rasa keyakinan kepadanya, ikhlas dalam berjuang di jalannya, semangat dalam merealisasikannya dan kesiapan untuk beramal serta berkorban dalam mewujudkannya. Keempat rukun itu yakni iman, ikhlas, semangat dan amal merupakan karakter yang melekat pada pemuda. Karena sesungguhnya dasar keimanan adalah nurani yang menyala, dasar keikhlasan adalah hati yang bertakwa, dasar semangat adalah perasaan yang menggelora dan dasar amal adalah kemauan yang kuat. Hal itu tidak terdapat kecuali dalam diri para pemuda” (Hasan Al Banna)
Oleh : Abdul Rahim Farisi
Disampaikan pada Kuliah Politik Islam KAMMI Komsat UNM
Makassar, 1 September 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar